Tips Membeli Rumah Pertama Untuk Keluarga Baru

Posted by resrsr on Friday, November 2, 2012


Membeli Rumah Pertama - Rumah merupakan sebuah kebutuhan yang mendesak bagi keluarga baru yang masih tinggal di rumah orang tua. Dengan tinggal terpisah dengan orang tua menjadikan mental yang terasah untuk mengarungi kehidupan berumah tangga selanjutnya. Namun ada kalanya kita juga perlu menunda membeli rumah baru, saat memang kebutuhan lain yang lebih mendesak, misalnya biaya bersalin untuk istri. Namun membeli rumah baru tetap harus di prioritaskan saat keadaan sudah tidak mendesak lagi.

Saat Tepat Beli Rumah Pertama Kalinya

Apakah Anda pernah mengalami kebingungan saat menentukan waktu yang pas untuk memutuskan membeli sebuah rumah baru? Apa saja yang patut dipertimbangkan dalam membeli rumah utamanya bagi yang baru pertama kalinya merencanakan membeli rumah tinggal??

membeli rumah pertama kali
Pada postingan kali ini, kita akan membahas tema tersebut. Menurut Tulus Santoso, direktur perusahaan properti PT Ciputra Development Tbk, dalam hal membeli rumah memang terdapat beberapa tips mengenai waktu yang tepat. Tip-tip tersebut biasanya berdasarkan nilai-nilai masyarakat dan juga perhitungan logis. Berikut beberapa tip membeli rumah pertama kalinya:

Tips membeli rumah: Jangan Saat Hari Raya

Menurut Tulus, waktu yang tepat untuk membeli rumah adalah bukan sebelum atau sesudah Lebaran atau hari raya. "Lebih cepat lebih baik, karena sekarang harga properti susah ditebak dan cenderung naik terus," kata Tulus kepada VIVAnews.
Bahkan, dia menambahkan, kenaikan harga properti rata-rata bisa mencapai 15 persen per tahun. Khusus untuk Jakarta, kenaikan harga properti tertinggi di Indonesia, karena mencapai 20-25 persen per tahun.

Tulus menjelaskan, kenaikan harga properti terjadi bukan karena masa menjelang Lebaran. Tetapi, karena permintaan terhadap properti selalu meningkat. Sedangkan jumlah pasokan tidak dapat mengimbangi kenaikan jumlah permintaan.

Tips membeli rumah baru

Ia menyarankan, bagi konsumen yang akan membeli properti atau tempat tinggal lainnya, pertimbangan utama adalah jarak ke tempat kerja. Sebab, semakin lama transportasi akan semakin sulit dan mahal.

"Pertimbangkan waktu dan biaya, mobilitas akan semakin terbatas, infrastruktur yang ada itu kurang bagus," ujar Tulus.

Untuk itu, menurut Tulus, keberadaan high residence seperti rumah susun, apartemen, dan kondominium mulai menjadi pilihan. Apalagi, saat ini banyak pengembang yang menyediakan superblock di tengah kota Jakarta.

"Masyarakat menyambut dengan baik. One stop living, bisa kerja dan tinggal di lokasi yang sama. Situasi yang mendorong harus seperti itu," katanya.

Kendati demikian, Tulus mengingatkan, yang terpenting untuk dipertimbangkan adalah harga. Konsumen harus mengukur kemampuan membeli tempat tinggal dengan kondisi keuangan.

"Yang paling terjangkau dan sesuai kemampuan, paling dekat tempat kerja, bisa apartemen atau rumah susun," tuturnya.

Pertimbangan berikutnya adalah kemungkinan adanya banjir. Untuk rumah yang berada di atas tanah, kemungkinan terkena banjir sangat besar. Berbeda dengan high residential yang lebih tinggi, sehingga tidak akan terkena air banjir.

Sementara itu, untuk mengantisipasi adanya gempa bumi yang sering terjadi di Indonesia, Tulus meyakini, di Jakarta mempunyai izin yang ketat. Terutama, perizinan untuk bangunan lebih dari satu lantai harus tahan terhadap gempa hingga 9 skala Richter (SR).

"Jakarta juga tidak sering ada gempa. Sejauh ini, tidak sampai berakibat fatal pada rumah susun yang ada. Masyarakat tidak perlu takut, karena Jakarta tidak punya track record menjadi pusat gempa dalam sejarah," tegasnya. (art)

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment